Makna Sebuah Titipan

Wednesday, October 22, 2008

Sering kali aku berkata,

ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,

mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan
milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah ...
semua "derita" adalah hukuman bagiku.



Seolah ...
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:

aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku",
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai
keinginanku,

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"

(WS Rendra)

Manusia-manusia....
kamu memang aneh... :)
(misbah juga manusia dink :) )

Read more...

Kejadian aneh (serial detektif)

Friday, October 17, 2008

Kejadian ini berawal dari ruang dapur yang didalamnya hanya ada dua orang, seorang laki-laki dan perempuan (sebut saja namanya yuda dan fara) . Pada waktu itu fara memasak sesuatu, dan yuda mengambil nasi dan menaruhnya ditempat nasi. Waktu itu muis berada diruangan tepat di sebelah ruang dapur. Beberapa saat kemudian yuda memanggil muis untuk membawa nasi tersebut keruangannya. Dan yuda berkata, "is (baca:muis) kamu bawa ini, dan yuda bertanya pada fara, ini apa far, sambil memegang semacam piring (ada semacam kuah diatas piring tersebut, tidak jelas itu apa) kemudian yuda keluar (seperti mencari sesuatu), muis meninggalkan ruang dapur dan kembali keruangannya semula.

Beberapa saat kemudian terdengar suara yang memanggil muis dari arah ruang dapur, setelah muis datang, ternyata yang memanggil adalah ahsan. Ahsan terlihat memasak mie di depan kompor, dan kemudian menyuruh fara untuk menaruh mie tersebut keatas piring untuk diberikan kepada muis, sebelum fara menyerahkan piring tersebut beserta lauknya, ahsan berusaha mencipi apa yang dia masak barusan. Ditengah perjalanan, muis menghitung jumlah lauk yang tersedia, dan jumlahnya pas dengan jumlah temannya (ditambah dia) untuk makan malam beserta teman2nya.

Kira2 pukul 9 malam, muis mengambil piring dan makan terlebih dahulu. Karena muis makan terlebih dahulu, mau tidak mau, dia harus membagi makanan tersebut untuk dirinya, untuk jimi, danang dan fredi. Saat dia makan, danang mendekatinya dan mengambil jatah makanannya.
Malam itu, jatah mie tinggal separuh, lauk tinggal 2, karena malam itu jimi dan fredi belum makan.

Muis malam itu merasa ngantuk dan memutuskan untuk tidur terlebih dahulu (waktu itu kira2 pukul 11 malam). Sedangkan teman-temannya yang lain masih asik dengan aktifitas mereka masing2.

Keesokan harinya, muis terbangun, muis melihat teman2nya sudah terjaga. Saat muis melihat dalam remang2 jatah makanan, ternyata jatah tersebut belum berubah, "berarti jimi dan fredi belum makan" (itu yang ada dalam pikiran muis). Saat muis lapar, dia berusaha makan kue yang ada diruang tersebut (tanpa berusaha menyabot jatah makanan). Kemudian muis bertanya, "jimi, kamu belum makan ya?", kemudian fredi menjawab "mending sekalian buat sarapan, biasanya kan kita jarang sarapan". Beberapa saat kemudian, jimi mengambil piring dan mengambil jatah makannya.

Waktu menunjukkan kira2 pukul 4 pagi. Saat fredi melihat jatah yang memang tinggal jatah untuknya, dia lalu berkata, "lho.. lauknya mana?". Lalu muis berkata, "jim, kamu makan lauknya berapa?", kemudian jimi bilang, "tadi saya juga makan tanpa lauk". "apa, lalu siapa yang makan lauknya?" muis menimpali, kemudian pandangan kita tertuju ke danang, "kamu tau kan aku makan setelah kamu ?" kata danang, fredi menimpali "tadi malam masih ada kok lauknya dan memang tersisa 2", jimi membenarkan pernyataan fredi barusan. "Lalu siapa yang mengambil?" balas muis, "tikus barangkali" kata danang, "masak tikus doyan tempe" timpal fredi, "tikus sekarang apa yg tidak mau" muis menjawab, "tapi tidak ada jejaknya, setidaknya mie tersebut tercecer, ini kok terlihat seperti diambil" kata jimi berusaha menyelidik.
Kemudian muis mulai berpikir, dan berkata "apakah tadi malam pintu itu dikunci" sambil pandangan matanya menuju kearah pintu, danang menjawab "dikunci kok, aq tadi pas mau sholat subuh, keluarnya buka kunci kok", "Mungkin kucing" jawab muis, kalau kucing, dia masuk lewat mana" kata danang, "kalau lewat loteng mungkin" timpal muis, "tapi tetap aja tidak mungkin, pasti jejaknya ada" jawab jimi dan dia menambahkan "aq tadi bangun jam setengah 4 lho" berusaha memberikan alibi.
Muis diam saja walaupun dia tau dia bangun paling terakhir.

Siapakah pencuri 2 potong tempe jatah makan jimi dan fredi?
Mungkinkan pelakunya ada diantara mereka?
Mungkinkah pelakunya orang selain ke empat orang tersebut?

Masih dalam misteri.

Siapakah

Read more...

About This Blog

Blog ini berisikan semua tulisan, baik dari misbah atau dari sumber lain. Isinya segala hal yang ingin diinfokan kepada teman-teman yang lain.
Selamat menikmati, dan terimakasih telah berkunjung ke blog misbah.

Recent Posts

  © Blogger template Cumulus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP