Hidup dibawah ancaman

Monday, April 13, 2009


apakah hidup itu harus diancam ?
apakah hidup harus dibawah tekanan ?
apakah manusia tidak memiliki kesadaran ?
apakah tidak ada cara lain untuk mencapai tujuan ?
apakah tidak ada cara yang lebih menyenangkan ?

Pertanyaan diatas muncul karena mendengar tetangga depan kontrakan yang mendidik anaknya dengan cara MENGANCAM. Mengapa misbah mengatakan itu karena dalam percakapan seorang ibu terhadap anak-anaknya terdengar (dengan jelas) seperti ini : "Awasya kalau nanti tidak belajar sepulang sekolah..., awasya kalau dalam mengerjakan soal kamu...."


Apakah cara tersebut merupakan cara yang tepat untuk anak seusia mereka (saat ini usia tetangga misbah sekitar 7-10 tahun, ya walaupun misbah juga tidak mengatakan bahwa usia diatas mereka merupakan cara yang tepat), ataukah cara ini ditempuh karena mereka pernah mencoba cara yang lain dan terbukti gagal, atau apakah memang mereka beranggapan bahwa ini adalah cara terbaik ? Ingin rasanya berdiskusi dengan mereka (orang tua yang mendidik anaknya dengan cara tersebut) mengingat mereka adalah orang tua yang berpendidikan (ibunya seorang guru, dan bapaknya seorang dosen) adalah orang-orang yang saya rasa memiliki pengetahuan lebih dalam mendidik anak, dimana mereka berhadapan dengan siswa yang tentunya mereka didik. Rasanya ingin bertanya, apakah mereka menggunakan metode yang sama dalam mendidik anak didik mereka dibangku sekolah atau dibangku kuliah ? ataukah metode ini hanya diberlakukan dirumah saja, kalau ternyata hanya dilakukan dirumah saja, mengapa mereka melakukan ini hanya dirumah saja, apakah cara ini hanya cocok buat anak-anak mereka, apakah cara tersebut tidak cocok buat anak didik mereka disekolah, ataukah metode seperti ini tidak dibenarkan dalam sistem pendidikan kita, kalau memang iya, kenapa metode ini diterapkan pada anak-anak mereka, ataukah mereka beranggapan bahwa sistem sekarang tidak menghasilkan anak didik yang tepat sehingga mereka menempuh jalan lain yaitu dengan cara mengancam, seperti yang mereka lakukan saat ini, dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang ingin misbah ajukan.

Tapi semua itu hanyalah keinginan, kenapa....? kenapa tidak tanyakan saja? apakah ada larangan bertanya? apakah takut akan sesuatu....
Ya... banyak tembok-tembok maya yang menghalangi misbah untuk mendiskusikan hal ini, banyak pagar-pagar tak terlihat yang merintangi misbah untuk tidak menanyakannya. Ah itu hanya alasan misbah saja... bilang saja kalau misbah takut untuk bertanya, bilang saja misbah tidak berani mendiskusikannya, ya... mungkin itu bisa benar, mungkin juga tidak..., mungkin misbah sedang mencari cara yang tepat, misbah ingin diskusi ini berakhir dengan solusi, misbah ingin solusi yang tepat yang nantinya mereka dapat terapkan pada dunia pendidikan baik anak-anak mereka atau anak-anak didik mereka. Misbah tidak ingin berakhir dengan percekcokan, misbah tidak ingin berakhir dengan pertengkaran, jadi intinya lagi menata diri, dan mencari saat yang tepat untuk berdiskusi.

Ya, sambil menunggu hal itu terjadi, misbah tuliskan saja kejadian pagi ini, dimana pertanyaan diatas muncul dari percakapan yang terdengar dengan jelas, yang sumbernya dari tetangga depan kontrakan misbah, dan tentunya ingin didiskusikan dengan teman-teman sekalian, dengan harapan dapat mengetahui pendapat teman-teman, atau mungkin dapat memberikan nasehat kepada misbah bagaimana berdiskusi yang baik, bagaimana memulai perbincangan dengan orang yang lebih tua dari kita, yang memiliki posisi sebagai pelaku pendidikan, dll.

malang, ruang depan kontrakan

0 comments:

About This Blog

Blog ini berisikan semua tulisan, baik dari misbah atau dari sumber lain. Isinya segala hal yang ingin diinfokan kepada teman-teman yang lain.
Selamat menikmati, dan terimakasih telah berkunjung ke blog misbah.

Recent Posts

  © Blogger template Cumulus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP