Masak pertama kali (Gosong ?)

Tuesday, April 21, 2009

Sebenarnya bukan yang pertama kali dalam hidup misbah, tapi memang yang pertama kali masak di kosan yang sekarang. Dan untuk percobaan pertama, bisa dikatakan kurang berhasil, ya walaupun tidak layak untuk dikatakan gagal. Kenapa begitu, karena pada beberapa bagian berhasil dengan baik, tapi pada salah satu bagiannya "sedikit" gagal :). Bagian tersebut adalah memasak nasi, masak nasinya gosong (ya walaupun tidak gosong semua :D )

Jadi begini awal mulanya.....
Berawal dari masak air untuk membuat susu, airnya sengaja tidak banyak, agar masaknya cepat panas. Setelah kompor dihidupkan, misbah langsung beraktifitas didepan komputer, teman satu kontrakan juga pada sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tanpa sadar, misbah lupa kalau sedang masak air, sehingga panci yang misbah gunakan untuk memasak air meleleh terkena panasnya api, Alhamdulillah tidak terjadi kebakaran. Misbah tersadar ketika kalim memberitahu kalau ternyata pancinya meleleh, sebenarnya kalim sudah mendengar bunyi seperti benda keras yang mau retak, tapi tidak tau dimana sumbernya, misbah pun mencium bau tidak enak, tapi misbah menyangka itu adalah bau yang berasal dari depan rumah, sehingga misbah menutup pintunya.
Misbah baru tersadar ketika kalim mengatakan (tepatnya memberikan tanda) kalau terjadi sesuatu yang buruk, yaitu pancinya rusak.

Akhirnya setelah kejadian itu, misbah berencana mengganti panci yang rusak. Malam harinya misbah dan kalim pergi ke sardo untuk menbeli panci baru, dan akhirnya kalim dan misbah membeli penggorengan (baca:wajan) beserta sutil (sutil bahasa indonesia bukan ya?). Keesokan harinya kalim belanja, mulai dari minyak goreng, bawang merah, bawang putih, tomat, lombok. Dan paginya misbah beserta kalim belanja lagi untuk beli lauk dan beras.

Setelah perlengkapan masak tersedia (ya walaupun dengan segala keterbatasannya) misbah dan kalim memulai acara memasak. Dengan dimulai memasak mie goreng (ya monggo kalau mau dikatakan itu hal yg mudah :D ), kalim masih sibuk mengupas bawang dan mengiris lombok beserta tomat. Misbah melanjutkannya dengan memasak telor ceplok (monggo klo modikatan ini juga mudah :D ), setelah itu kalim memotong kecil2 ikan yang dipindang, dan menggorengnya beserta bumbu2 yang telah diiris2 sebelumnya, setelah itu menggoreng tempe, semuanya masih berjalan sesuai rencana, hingga pada akhirnya memasak nasi (ini adalah bagian tersulit bagi kami, karena ini baru pertama kali dilakukan tanpa ditemani orang yang berpengalaman memasak nasi dengan kompor tanpa menggunakan panci kukus). Akhirnya sesuai dengan perkiraan kami, nasi gosong, misbah lupa untuk menyeting kompor dengan api kecil, sehingga nasi gosong dalam sekejab, untung saja kalim menyadari hal itu, dan akhirnya memberitahukannya pada misbah, karena misbah tau (baca:memperkirakan) kalau nasi belum masak, maka misbah menambahkan air, dan mengaduk nasi tersebut (dengan harapan nasinya akan baik2 saja :D ). Setelah beberapa waktu nasinya masak, yah walaupun warnanya kecoklat-coklatan, tapi Alhamdulillah masih berasa nasi :D . Akhirnya nasi itu misbah santap beserta lauk yang dibuat oleh kalim, dan ternyata lauk yang dimasak kalim luar biasa (cocok dengan lidah misbah yang suka pedas :) ). Setelah misbah makan siang (karena menu untuk sarapan pagi adalah, mie instan dan telor ceplok), nasi yang masih ada dimakan oleh kalim, dan Alhamdulillah kalim juga suka (ya kalau bisa dikatakan tidak menolak nasi yang misbah masak :) ).

Yah itulah pengalaman pertama misbah... dan karena mengalami kegagalan kecil maka misbah menceritakan kejadian ini pada orang rumah (baca: mbak di jember) dan akhirnya orang rumah telepon ngasih saran ini dan itu, semoga project (baca: masak) selanjutnya akan berjalan lancar.

(Doakan ya... :D )

Read more...

Iseng-iseng nemu game online

Saturday, April 18, 2009

Pas misbah iseng cari data tracker yang hilang dari torrent yang misbah download di google, tanpa sadar (gimana ya kalau ga sadar, tapi bisa browsing :) ) misbah menemukan situs game flash yg mudah banget mainnya, kita tinggal pilih musuh kita, lalu klik tarung, udah, abis gitu tinggal nunggu aja, soalnya tarungnya otomatis, tiap hari dijatah 3 pertarungan (tetapi diawal daftar 6 pertarungan). G perlu nyeting-nyeting lagi, status otomatis disetingkan baik saat naik level atau stat awal, kita hanya milih karakter apa yang cocok. Bonus senjata otomatis diberi, dan juga bonus kekuatan.

Tertarik ? Bisa kunjungi situs ini My Brute (settle up your differences in the arena!)

Kalian bisa ajak temen-temen yang lain, selamat bermain (ingat waktu ya :) )

Read more...

Apakah Islam Dulu Penjajah?

Friday, April 17, 2009

Assalamu''alaikum wr.wb

Begini ustadz, dahulu Islam pernah berjaya selama 300 tahun di bawah satu kekhalifahan, hingga populer dengan sebutan " 3 ABAD KEEMASAN."Islam berhasil menakhlukkan Mesir, Persia, dan Romawi yang merupakan imperium raksasa.

Bahkan sampai ke Andalusia (Spanyol ). Nah seperti apakah cara Islam waktu itu dalam menakhlukkan (menguasai ) negara - negara tersebut? Mengingat kata " Menakhlukkan " atau " Menguasai " kok konotasinya negatif.

Terus bagaimanakah keadaan daerah takhlukanIslam waktu itu?

Jazakumullah khoiron katsiron

jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebenarnya ada hal perlu sedikit dikoreksi sebelum kami menjawab masalah ini. Kejayaan Islam itu bukan hanya 3 abad. Dari mana dapat ungkapan pelecehan sepeti itu?

Sejarah dunia mengakui bahwa peradaban Islam itu berjaya dan unggul dibandingkan peradaban barat selama 14 abad tanpa terputus. Sejak diangkatnya nabi Muhammad SAW menjadi rasul di tahun 611 hingga tahun 1924 Masehi.

Memang pusat peradabannya sempat berpindah berkali-kali. Awalnya berpusat di Madinah, lalu boyong ke Damaskus, Syiria. Pindah lagi ke Baghdad, dan sempat pula punya pusat peradaban di Spanyol, Eropa.

Saat Baghdad kemudian diratakan dengan tanah oleh bangsa Mongol, tiba-tiba muncul imperium terbesar dan terlama sepanjang sejarah, Khilafah Turki Utsmani. Bahkan para khalifahnya berhasil membebaskan kota Byzantium yang dulunya menjadi pusat kepemimpinan bangsa-bangsa Eropa.

Sejak itu bangsa Eropa terutama di bagian Timur sudah mengenal Islam, sebagian lainnya malah sudah memeluk agama ini. Dan khilafah Turki Utsmani masih tetap berlangsung secara de facto dan de jure hingga ditumbangkan oleh para kader yahudi yang tetap secara formal memeluk Islam. Itu terjadi sudah di abad 20, tepatnya pada tahun 1924.

Jadi ungkapan bahwa kejayaan Islam yang cuma 3 abad sebenanya boleh dibilang agak mengada-ada, tapi bertentangan dengan fakta.

Penaklukan atau Pembebasan?

Istilah penaklukan memang bisa berdampak psikologis yang berbeda. Di satu sisi mengesankan kegagahan, tapi kalau dipandang dari sisi lainnya. malah bisa ditafsirkan sebagai menampakkan kekejaman.

Jadi semua akan kembali kepada dari mana kita memandangnya.

Ini sebenarnya hanya permasalahan rasa bahasa saja. Sebab dalam bahasa Arabnya, justru yang banyak dipakai bukan penaklukan, melainkan al-fathu. Istilah itu dalam kamus berasal dari kata: fataha yaftahu yang artinya membuka.

Sering pula kemudian diterjemahkan menjadi pembebasan. Agaknya istilah ini lebih representatif buat ukuran zaman dan situasi sekarang ini. Karena kesan yang muncul bahwa Islam membebaskan manusia dari kungkungan kezaliman, kebodohan, kejahilan dan ketidak-tahuan atas kekuasaan Allah SWT.

Islamisasi = Modernisasi

Kalau kita jujur dengan sejarah, atau setidaknya kalau kita baca para ahli sejarah yang jujur, sebenarnya ketika Islam mencapai puncak peradabannya, tidak ada pihak yang dirugikan.

Sebaliknya, justru Eropa malah berhutang budi kepada dunia Islam. Seandainya tidak ada peradaban Islam yang menjaga keutuhan warisan ilmu pengetahuan Eropa kuno, boleh jadi banga Eropa tidak mengenal sejarah nenek moyang mereka.

Naskah berharga para ilmuwan barat purba semacam Socrates, Aristoteles dan Plato, tidak dikenal oleh umat manusia, kecuali dalam bahasa Arab. Umat Islam pada saat itu menterjemahkan naskah-naskah ke dalam bahasa Arab.

Peradaban Barat Untung Besar Kedatangan Islam

Sebelum mengenal peradaban Islam, keadaan negeri-negeri Barat sungguh memprihatinkan. Dalam buku Sejarah Umum karya Lavis dan Rambon dijelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga sesudah abad ke-10 M merupakan negeri yang tandus, terisolir, kumuh, dan liar.

Tempat kediaman dan keamanan manusia tidak lebih baik daripada hewan. Eropa masih penuh dengan hutan-hutan belantara. Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran hewan dan sampah dapur dibuang di depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk. Dan kota terbesar di Eropa penduduk-nya tidak lebih dari 25.000 orang.

Jauh berbeda dengan keadaan kota-kota besar Islam pada waktu yang sama. Seperti di kota Cordoba, ibukota Andalus di Spanyol. Cordoba dikelilingi taman-taman hijau. Penduduknya lebih dari satu juta jiwa. Terdapat 900 tempat pemandian, 283.000 rumah penduduk, 80.000 gedung-gedung, 600 masjid, 50 rumah sakit, dan 80 sekolah. Semua penduduknya terpelajar. Karena orang-orang miskin pun menuntut ilmu secara cuma-cuma.

Selain ketinggian peradaban Islam, para ilmuwan Muslim juga punya peran besar dalam memajukan ilmu pengetahuan dunia.

Dalam bidang kedokteran ada Abu Bakr Muhammad bin Zakariya ar-Razi (Razes [864-930 M]) yang dikenal sebagai ''dokter Muslim terbesar''. Peradaban Islam juga punya pakar kedokteran lainnya seperti Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina (Avicenna [981-1037 M]).

Ilmu kimia lahir dan dibesarkan di dunia Islam. Siapa tidak kenal Jabir Ibnu Hayyan yang meninggal tahun 803 M. Oleh ilmuwan barat modern yang jujur, sosok beliau disebut sebagai Bapak Kimia.

Dunia modern sekarang ini tidak pernah mengenal hitungan matematika atau Algoritma, kalau tidak ada ahli matematika Muslim bernama Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (770-840 M).

Bahkan dunia tidak pernah mengenal pengkodean digital yang terdiri dari angka nol (0) dan satu (1), kalau bukan karena jasa peradaban Islam. Karena umat Islam adalah penemu angka nol, setelah sebelumnya bangsa Romawi menuliskan angka dengan balok-balok yang sangat tidak praktis.

Bukan Penaklukan Tapi Pembangunan Peradaban

Berbeda dengan terminologi perang di kalangan bangsa barat yang identik dengan darah, luka dan nestapa. Pelebaran peradaban negeri Islam justru untuk menghidupkan manusia bukan untuk memusnahkan.

Ketika peradaban besar itu dihadapi oleh para rezim yang takut kehilangan tahtanya dengan sabetan pedang dan tikaman belati, maka umat Islam mempertahankan diri sewajarnya.

Kalau pun para diktator dunia itu mengerahkan pasukan sakit hati untuk menyerang peradaban Islam, sangat wajar bila peradaban Islam menjaga dan melindungi dirinya.

Tidaklah para diktator dunia itu memusuhi peradaban besar Islam, kecuali mereka memang sakit melihat begitu banyak rakyatnya yang masuk Islam. Padahal rakyat itu masuk Islam secara sukarela, karena Islam tidak mengenal pemaksaan, apalagi ancaman.

Namun para diktator dunia itu tahu, Islam punya sistem yang jauh lebih baik untuk memanusiakan manusia. Kalau Islam sebagai agama sampai dipeluk oleh rakyat, maka tirani yang sudah mereka bangun turun temurun dikhawatirkan akan terancam. Sebab para raja itu terbiasa memperbudak manusia, memeras mereka dengan pajak yang mencekik, berbuat sekehendak hati, melecehkan perempuan, menginjak-injak harga diri dan kemanusiaan.

Jadi kalau sampai pernah ada perang, yang terjadi adalah para diktator dunia itu tidak ikhlas kalau Islam banyak dipeluk orang, lalu mereka menyerang secara militer, dan kekuatan umat Islam bertahan membela diri. Itulah yang terjadi sebenarnya.

Peran Orientalis Jahat

Sayangnya, oleh para orientalis jahat, semua fakta itu diputar balik. Alih-alih mengakui Islam memberikan sumbangan besar pada dunia ilmu pengetahuan, mereka malah menuduh Islam harus darah, suka peperangan, sadis dan menerapkan hukum rimba.

Dan karena upaya penyesatan ini menjadi misi penting, para konglomerat dunia rela merogoh kocek sedalam-dalamnya untuk mendirikan pusat studi Islam di Amerika dan Eropa. Para pemuda dan mahasiswa muslim dari seluruh penjuru dunia Islam akan dimanjakan dan diiming-imingi gelar kesarjanaan, kecendekiawanan, dan bejibun gelar lainnya, kalau mau jadi murid.

Dari Indonesia, ada ribuan mahasiwa muslim yang belajar ke pusat studi di Amerika dan Eropa. Judulnya sih keren, belajar Islam. Tapi ada yang aneh. Belajar Islam kok ke Eropa dan Amerika? Lalu yang jadi guru siapa?

Ternyata yang jadi guru tidak lain adalah para rahib dan pendeta, baik yang masih mengaku keturunan yahudi dan nasrani, atau pun yang sudah terang-terangan mengaku atheis.

La ilaha illallah, kok mau-maunya anak-anak mahasiswa itu mengaji kepada orang yahudi yang tidak pernah mandi janabah dan wajahnya tidak pernah terkena air wudhu''?

Ternyata selain iming-iming bea siswa dan hidup enak di luar negeri, mereka pun diangkat kedudukannya, dipuji setinggi langit sebagai muslim modern, plus janji mendapat jabatan tinggi di Indonesia sepulang dari cuci otak.

Orientalis Jujur

Namun selain orientalis jahat, ternyata ada juga sebagian kecil yang agak jujur dan baik serta objektif saat membuat penilaian. Sejarawan Barat beraliran konservatif, W. Montgomery Watt dalam bukunya Sejarah Islam di Spanyol, mencoba meluruskan persepsi keliru para orientalis Barat yang menilai umat Islam sebagai yang suka berperang.

Menurutnya, “Mereka (para orientalis) umumnya mengalami mispersepsi dalam memahami jihad umat Islam. Seolah-olah seorang muslim hanya memberi dua tawaran bagi musuhnya, yaitu antara Islam dan pedang.

Padahal, bagi pemeluk agama lain, termasuk ahli kitab, mereka bisa saja tidak masuk Islam meski tetap dilindungi oleh suatu pemerintahan Islam.”

Itulah yang terjadi sepanjang perjalanan sejarah masuknya Islam ke Spanyol. Islam, tak hanya masuk dengan damai, namun dengan cepat menyebar dan membangun peradaban tinggi hingga mencapai puncak kejayaannya. Kota-kota terkemuka Spanyol seperti Andalusia dan Cordova, menjadi center of excellent peradaban dunia.

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

sumber :dari mas arief yang forward milis PKS terus cari halaman website nya akhirnya menemukan alamat ini http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1209362906

Read more...

Hidup dibawah ancaman

Monday, April 13, 2009


apakah hidup itu harus diancam ?
apakah hidup harus dibawah tekanan ?
apakah manusia tidak memiliki kesadaran ?
apakah tidak ada cara lain untuk mencapai tujuan ?
apakah tidak ada cara yang lebih menyenangkan ?

Pertanyaan diatas muncul karena mendengar tetangga depan kontrakan yang mendidik anaknya dengan cara MENGANCAM. Mengapa misbah mengatakan itu karena dalam percakapan seorang ibu terhadap anak-anaknya terdengar (dengan jelas) seperti ini : "Awasya kalau nanti tidak belajar sepulang sekolah..., awasya kalau dalam mengerjakan soal kamu...."


Apakah cara tersebut merupakan cara yang tepat untuk anak seusia mereka (saat ini usia tetangga misbah sekitar 7-10 tahun, ya walaupun misbah juga tidak mengatakan bahwa usia diatas mereka merupakan cara yang tepat), ataukah cara ini ditempuh karena mereka pernah mencoba cara yang lain dan terbukti gagal, atau apakah memang mereka beranggapan bahwa ini adalah cara terbaik ? Ingin rasanya berdiskusi dengan mereka (orang tua yang mendidik anaknya dengan cara tersebut) mengingat mereka adalah orang tua yang berpendidikan (ibunya seorang guru, dan bapaknya seorang dosen) adalah orang-orang yang saya rasa memiliki pengetahuan lebih dalam mendidik anak, dimana mereka berhadapan dengan siswa yang tentunya mereka didik. Rasanya ingin bertanya, apakah mereka menggunakan metode yang sama dalam mendidik anak didik mereka dibangku sekolah atau dibangku kuliah ? ataukah metode ini hanya diberlakukan dirumah saja, kalau ternyata hanya dilakukan dirumah saja, mengapa mereka melakukan ini hanya dirumah saja, apakah cara ini hanya cocok buat anak-anak mereka, apakah cara tersebut tidak cocok buat anak didik mereka disekolah, ataukah metode seperti ini tidak dibenarkan dalam sistem pendidikan kita, kalau memang iya, kenapa metode ini diterapkan pada anak-anak mereka, ataukah mereka beranggapan bahwa sistem sekarang tidak menghasilkan anak didik yang tepat sehingga mereka menempuh jalan lain yaitu dengan cara mengancam, seperti yang mereka lakukan saat ini, dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang ingin misbah ajukan.

Tapi semua itu hanyalah keinginan, kenapa....? kenapa tidak tanyakan saja? apakah ada larangan bertanya? apakah takut akan sesuatu....
Ya... banyak tembok-tembok maya yang menghalangi misbah untuk mendiskusikan hal ini, banyak pagar-pagar tak terlihat yang merintangi misbah untuk tidak menanyakannya. Ah itu hanya alasan misbah saja... bilang saja kalau misbah takut untuk bertanya, bilang saja misbah tidak berani mendiskusikannya, ya... mungkin itu bisa benar, mungkin juga tidak..., mungkin misbah sedang mencari cara yang tepat, misbah ingin diskusi ini berakhir dengan solusi, misbah ingin solusi yang tepat yang nantinya mereka dapat terapkan pada dunia pendidikan baik anak-anak mereka atau anak-anak didik mereka. Misbah tidak ingin berakhir dengan percekcokan, misbah tidak ingin berakhir dengan pertengkaran, jadi intinya lagi menata diri, dan mencari saat yang tepat untuk berdiskusi.

Ya, sambil menunggu hal itu terjadi, misbah tuliskan saja kejadian pagi ini, dimana pertanyaan diatas muncul dari percakapan yang terdengar dengan jelas, yang sumbernya dari tetangga depan kontrakan misbah, dan tentunya ingin didiskusikan dengan teman-teman sekalian, dengan harapan dapat mengetahui pendapat teman-teman, atau mungkin dapat memberikan nasehat kepada misbah bagaimana berdiskusi yang baik, bagaimana memulai perbincangan dengan orang yang lebih tua dari kita, yang memiliki posisi sebagai pelaku pendidikan, dll.

malang, ruang depan kontrakan

Read more...

indonesia melawan jepang

Tuesday, April 07, 2009


Seorang pelatih team nasional sepak bola PSSI ditanya lewat telepon oleh Wakil Presiden saat pertandingan persahabatan melawan team nasional Jepang.

Wakil : "Bagaimana hasil pertandingannya...?"

Pelatih: "Memang harus jujur diakui,team kita kalah kelasnya dengan team Jepang yang juga memang langganan piala dunia."

Wakil : "Berapa skor saat ini....?"

Pelatih: "Kedudukan 3-0 buat team Jepang."

Wakil : "Syukurlah,meskipun demikian itu berarti juga ada kemajuan yang pesat team PSSI cuma kalah 3-0 dengan team Jepang yang menang segalanya dari kita."

Pelatih: "Tapi Pak,ini pertandingan baru berjalan 5 menit.

Wakil : "...!!@#$$^....."

sumber:dari temen chat di YM.

Read more...

About This Blog

Blog ini berisikan semua tulisan, baik dari misbah atau dari sumber lain. Isinya segala hal yang ingin diinfokan kepada teman-teman yang lain.
Selamat menikmati, dan terimakasih telah berkunjung ke blog misbah.

Recent Posts

  © Blogger template Cumulus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP